Betun, JurnalDemokrasi.com – Plt. Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malaka Rochus Gonzales Funay Seran mengaku paling sedih saat ini.
Rhocus mengaku paling sedih karena Gabriel Seran yang adalah mantan Kalak BPBD Kabupaten Malaka sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Rumah Bantuan Bencana Seroja di Kabupaten Malaka, sampai sekarang tidak memberikan data dan dokumen pengerjaan rumah bantuan bencana seroja kepadanya.
Rochus malahan sudah meminta data dan dokumen dimaksud kepada Gabriel secara tertulis tetapi Gabriel belum beri juga.
Hal ini diungkap Rochus saat tampil sebagai narasumber dalam Siaran Khusus berupa Talkshaw di Radio Katolikana terkait rumah bantuan bencana seroja di Kabupaten Malaka Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Talkshaw itu dilakukan Jumat (08/09/2023) malam. Selain Rochus, tampil narasumber lainnya adalah Pemimpin Redaksi Media Online Sakunar.com John Germanus Seran dan Wartawan Media Online Batastimor.com. Sedangkan hadir sebagai Host adalah Lukas Ispandriarno.
Talkshaw ini diawali pemaparan sekilas persoalan rumah bantuan bencana seroja 2021 yang disampaikan Pemimpin Redaksi Media Online Sakunar.com.
Dalam pemaparannya John menyebutkan, antara lain rumah bantuan bencana seroja itu diberikan pemerintah pusat melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) pada 22 Oktober 2022 sejumlah 3.118 unit rumah.
Rumah bantuan sejumlah itu terdiri dari tiga kategori, yakni kategori ringan dengan besar anggaran tiap unit Rp10 juta, kategori sedang dengan besar anggaran tiap unit Rp25 juta dan kategori berat dengan besar anggaran tiap unit Rp50 juta.
Sebagai jurnalis, John bersama seluruh kru selalu mendapat pengaduan terkait rumah bantuan bencana seroja 2020 ini. Pemberitaan juga dilakukan sesuai pengaduan warga penerima manfaat atau warga terdampak bencana. Atas pemberitaan-pemberitaan tersebut, media online Sakunar.com yang dipimpinnya terus kebanjiran pengaduan warga penerima manfaat rumah bantuan bencana seroja.
Atas pengaduan warga penerima manfaat dan supaya pemberitaannya tidak sepotong-sepotong, John bersama seluruh kru membentuk Tim Investigasi Media. Investigasi tim berlangsung selama sebulan terhitung 25 Juli sampai dengan 28 Agustus 2023.
Dalam investigasi, John yang memimpin langsung timnya menemukan 4-5 permasalahan. Permasalahan-permasalahan itu diberitakan dan didiskusikan dengan pihak BPBD Kabupaten Malaka. Tim Investigasinya menginginkan agar permasalahan-permasalahan itu dicarikan solusinya. Sehingga, rumah bantuan seroja itu menjadi berkat bagi warga penerima manfaat.
Disebutkan, rumah bantuan bencana seroja itu jumlah anggarannya Rp57,5 Miliar. Anggaran ini direncanakan untuk pembangunan fisik 509 unit rumah kategori berat,
399 unit rumah kategori sedang dan
2.210 unit rumah kategori ringan.
Untuk kategori berat, ungkap John, ada rumah yang pengerjaannya belum dimulai sama sekali, ada yang baru bangun fondasi, ada yang sudah diatap tapi belum didinding, ada yang belum diatap dan didinding, ada yang sudah diatap tapi belum didinding, dan lain-lainlah.
“Kami temukan kondisi seperti itu untuk kategori berat sekira 41-45 unit rumah”, tandas John.
Selain fisik, Tim Investigasi Sakunar.com juga menelusuri apakah pengerjaan rumah bantuan bencana seroja ini ada batas waktu pengerjaannya atau tidak. Sebab, dalam hal pengerjaan proyek, jelas ada aturannya dan wajib tunduk kepada aturan pengadaan barang dan jasa.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.