Jakarta, JurnalDemokrasi.com – Salah satu orang terkaya dunia, John Sall mendirikan perusahaan perangkat lunak statistik SAS dengan James Goodnight pada tahun 1976. Keduanya bertemu di North Carolina State, tempat Sall mempelajari statistik tingkat pascasarjana dan Goodnight sedang mengejar gelar Ph.D.
SAS memperoleh pendapatan USD3,2 miliar (Rp48,9 triliun) pada tahun 2019 dan memiliki lebih dari 83.000 pelanggan, termasuk bank, lembaga pemerintah, dan perusahaan asuransi.
SAS menawarkan tunjangan tempat kerja yang murah hati kepada karyawan, termasuk pusat perawatan kesehatan di tempat, apotek, dan layanan penitipan anak.
Selain berbisnis, Sall dan istrinya, Ginger, telah memberikan lebih dari USD130 juta (Rp1,9 triliun) kepada Sall Family Foundation mereka, yang berinvestasi di bidang lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ilmu pengetahuan.
Pria kelahiran 1948 ini dibesarkan di Rockford, Illinois dan memperoleh gelar dalam bidang sejarah, ekonomi, dan statistik. Pada tahun 1976, dia bergabung dengan orang lain dari North Carolina State University untuk ikut mendirikan SAS Institute, sebuah perusahaan perangkat lunak analitik. Pada 1980-an, Sall dan pengembang lainnya membuat perangkat lunak statistik JMP.
Sall menerima gelar sarjana sejarah dari Beloit College di Beloit, Wisconsin. Sall merasa dia lulus dengan pasar kerja yang lemah, jadi dia kembali bersekolah pascasarjana di Universitas Illinois Utara, di mana dia memperoleh gelar master di bidang ekonomi.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.