Opini  

Satupena di Tangan Midas

Avatar photo
Reporter : Redaksi Editor: Cyriakus Kiik

Oleh: Syaefudin Simon

Bekasi – Persatuan Penulis Indonesia (Satupena), saat ini, barangkali merupakan organisasi penulis Indonesia yang paling fenomenal.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam rapat tahunan anggota Satupena, Kamis 15 Agustus 2024, para ketua dari enam pulau berkomitmen untuk mengembangkan dunia literasi dan kepenulisan kepada masyarakat, ke sekolah-sekolah, birokrasi-birokrasi, komunitas-komunitas, dan ke rumah-rumah. Wow.

Bahkan, Dr. Okky Madasari, novelis, mengusulkan Satupena aktif berkomunikasi dan kerja sama dengan para penulis luar negeri. Ide Mbak Okky mendapat sambutan positif dari Ketum Satupena, Denny JA (DJA).

“Silakan buat proposalnya, Mbak Okky. Kita akan laksanakan,” ujar Denny JA.

Terbayang jika para penulis Indonesia bisa “sambung rasa” dengan penulis luar negeri, nanti akan muncul puisi, cerpen, dan novel bertema antarbudaya sehingga dunia makin menyatu. Tidak hanya kunjungan wisata, tapi juga budaya dan sambung rasa pemikiran dan adat istiadat.

Satu contoh, di Mesir dalam novel *Ayat-Ayat Cinta* karya Habiburrahman, digambarkan bila ada pertengkaran di Negeri Musa, ucapkan kata Shollu Alaihi Muhammad (SAM), maka pertengkaran pun sirna. Kata SAM adalah mantra pendamai dalam pertengkaran.

Di Jepang, misalnya, tradisi saling memberikan omiyage (saling tukar hadiah) kuat sekali untuk mempererat persahabatan. Di Negeri Sakura ini juga, perempuan adalah pihak yang pertama menyatakan cinta. Novel bertema cinta di Indonesia, di mana pihak pria yang menyatakan cinta, jadi aneh di kalangan remaja Jepang.

Baca Juga :   Gibran Maju Cawapres Itu Demokrasi Presidensial