Opini  

Siapa Paslon Presiden & Wapres Kita, Ganjar-Mahfud atau Prabowo Gibran?

Avatar photo
Reporter : Redaksi Editor: Cyriakus Kiik

Oleh: Bediona Philipus, anggota DPRD Kabupaten Lembata-NTT Periode 2014-2019

PAGI tadi saya ditanya seorang teman pertanyaan di atas. Saya menghormati pilihannya maka saya balik bertanya, kamu sendiri memilih siapa? Katanya, “justru karena bingung mau memilih siapa, saya bertanya. Menurut kamu siapa Calon yang tepat?” Pasangan Gama (Ganjar-Mahfud), atau Prabowo – Gibran. Mana yang mesti dipilih. Kata temanku.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pasti saya memilih Ganjar Pranowo – Mahfud MD? Itu pilihan yg menurut saya, rational. Ganjar Pranowo itu presiden pilihan saya. Bebas, tanpa paksaan atau tekanan siapapun. Atau keterpesonaan pada hal-hal yang subjektif.

Kata temanku itu, apa alasannya. Kataku, ada beberapa alasan:
1. Rambut Ganjar Pranowo memutih, lebih putih dari Calon presiden lainnya. Mungkin ini lebih menunjuk pada kecenderungan pribadi (biologis semata) tetapi itu gambaran bahwa dia memang mateng, baik dari sisi usia, pengalaman, maupun ilmu pengetahuan. Dia tidak hanya pintar, cerdas tetapi juga matang. Dia tidak hanya baik dari sisi ilmu pengetahuan, cerdas, tetapi juga orang berkarakter.

Kita butuh pemimpin yang matang, tapi yang energik, bukan ketuaan sampe susah atau tidak mampu lagi berpikir yang berat-berat. Gaya sih boleh gemoy, menggemaskan, tetapi konsepnya tetap harus jelas, dan berisi. Memimpin negara sebesar, seluas, semajemuk dan sekaya Indonesia, tidak sama dengan pengalaman memimpin sebuah kota.

Di Indonesia, ada berkota-kota banyaknya. Kita tidak hanya butuh pemimpin yang gayanya saja gemoy, tetapi pengalaman dan pemikiran yang juga gemoy. Kita juga tidak butuh pemimpin yang baru memiliki pengalaman memimpin Kota.

Indonesia dibilang negara besar, luas dan kaya, juga majemuk, tetapi bisa tetap bersatu, jika diserahkan pada pemimpin yang salah, akan terseret ke belakang, kepada kemunduran. Padahal pada tahun 2045, kita diharapkan mencapai puncak kemajuan negara kita, yang diperkirakan akan disebut jaman keemasan Indonesia.

Baca Juga :   Kecurangan Pemilu tidak bisa Diselesaikan melalui Hak Angket dan Interpelasi DPR RI

2). Ini bukan saatnya kita berdebat ttg kecenderungan ke arah praktik bernegara yang kelam, seperti praktik penggunaan kekerasan dan penghilangan nyawa orang serta penyalahgunaan uang & barang negara. Saya mencatat hampir tidak ada orang yang membicarakan Ganjar soal ini. Dia bukan tipe orang yang suka pada kekerasan, uang dan nyawa orang sebagai tumbalnya. Artinya pasangannya relatif bersih. Bukan juga bersih sekali.